Warisan yang Terabaikan

sobia2              Banyak yang mengaku sangat cinta kepada rasulullah SAW, memuji-muji dengan lisannya, bahkan bila beliau dihina, membela habis-habisan disertai hujatan. Tapi warisan besar yang diwasiatkan beliau diacuhkan dan diremehkan. Suatu perkara ibadah yang diserukan dan diperintahkan beliau malah ditabrak dan di injak-injak. Justru saat ada seorang ulama yang mengingatkan suatu larangan dari rasulullah SAW malah tidak suka bahkan benci mendengarnya. Allah berfirman :

Artinya : berkata rasul, ya rabb ku sesungguhnya kaumku menjadikan Al-qur’an ini sesuatu yang diacuhkan. (Q.S. Al-furqan ayat 30)

Itulah Al-qur’an terasa mulai asing, hanya terdengar tiap hari dipesantren, TPA, ketika semarak bulan ramadhan, bila ada hajatan, kematian, kebanyakan hanya dibaca dari kalangan yang sudah tua dan dari suara kaset yang bergaung. Habis itu sepi, seperti kuburan !!!

Diriwayatkan dari abu hurairah, nabi SAW bersabda :

“janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian menjadi kuburan !!! sesungguhnya syaitan itu lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surah al-baqarah (shahih muslim)

Jangan sampai gara-gara kita lalai Allah SWT mengunci hati, pendengaran, pengelihatan kita sehingga Al-qur’an hanya bacaan saja tanpa memahami, mengamalkan bahkan jauh sekali untuk mendakwahkan kepada orang lain. Allah berfirman

Artinya : dan barang siapa berpaling dari peringatanku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan kami akan menhimpunya pada hari kiamat dalam keadaan buta (Q.S. Thaahaa ayat 124)

Maka dari itu marilah kita bersama-sama kembali membaca, memahami dan mengamalkan warisan yang telah terabaikan sehingga digenerasi yang akan datang akan tetap selalu terus menerus diwariskan sampai akhir zaman.

Hikmah Mahar dalam Islam

sepeda-keboAssalamualaikum wr.wb

Syukur alhamdulillah kepada Allah swt artikel tentang hikmah mahar telah selesai dibuat. Artikel ini terinspirasi oleh rekan kerja saya yaitu (bang Dhie). Beliau sering memberikan masukan dan berbagi pengalaman hidupnya khususnya kepada saya dan semua orang. Kenapa saya mengaitkan beliau ke dalam artikel ini ? Jelas ada kaitannya doong.., karena alhamdulillah tahun ini beliau akan melaksanakan pernikahan dengan calon pilihan terbaiknya. Sebelum kita masuk ke penjelasan tentang hikmah mahar, mari kita do’a kan ‘bang Dhie’ semoga diberi kelancaran dan kebahagiaan pada saatnya.

Mahligai rumah tangga membutuhkan kesepahaman antara istri dengan suami yang tidak hanya sebatas mengandalkan cinta semata. Tak salah kalau banyak orang tua yang khawatir terhadap anaknya yang terlalu membabi buta dalam cinta. Persoalannya bukan karena cinta tidak di perlukan dalam perkawinan, tetapi masih masih diperlukan perangkat lain untuk meneguhkan tali rumah tangga. Sebab, fitrah cinta yang bersifat abstrak tidak selamanya menjadi solusi persoalan yang dihadapi, khususnya dalam materi.

Dalam perkawinan, istri mempunyai hak-hak dari suaminya yang bersifat materilmaupun moril. Diantara hak-hak materil adalah maskawin (shadaq). Shadaq atau Shidaq (mahar atau maskawin) menurut bahasa berarti ganti (‘iwadh). Kalau menurut istilah adalah pengganti pembayaran dalam nikah atau sejenisnya yang dikendalikan oleh hakim atas kerelaan kedua belah pihak.

Islam mensyaratkan maskawin atau mahar bagi suami kepada istri sebagaitanda kebaikan niat suci bagi hatinya, penghormatan bagi dirinya, pengganti aturan dari tradisijahiliyah yang berlaku sebelum kedatangan Islam. Saat itu, perempuan dipandang rendah dan hina. Bahkan tak jarang, hak perempuan diinjak-injakdan dirampas oleh suaminya. Padahal mahar adalah milik penuh bagi istri yang tidak dapat diganggu gugat meskipun oleh walinya. Perempuan mempunyai kebebasan dan wewenang penuh atas hartanya ini untuk membelanjakan atau bershadaqah sesuka hatinya. Jadi, mahar dalam islam adalah lambang saling menghargai antara suami istri menerima penghargaan itu.

Namun, bukan berarti mahar menjadi sesuatu yang menyulitkan. Mahar atau maskawin bukanlah satu syarat dan rukun dalam akad perkawinan, melainkan hanya salah satu hukum dan akibat dari akad nikah. Oleh karena itu, penyebutan mahar pada saat akad nikah bukan sesuatu yang wajib, bahkan suatu akad nikah dianggap sah, meski terjadi kesalahan dalam penyebutan mahar. (QS.Al-Baqarah: 236)

Apa saja yang disebut harta dan bernilai bagi orang adalah sah untuk dijadikan mahar. Dengan demikian, mahar bisa berupa emas, perak, barang tetap, seperti tanah yang diatasnya bisa dibangun rumah. Kenyataan yang terjadi di masyarakat,mahar biasanya disesuaikan dengan tradisi yang sudah berlaku. Namun perlu diingat, jangan sampai ketentuan mahar dalam tradisi itu membebankan pihak laki-laki, sehingga ia tidak bisa melakukan perkawinan disebabkan ketidakmampuannya membyar mahar karena terlalu mahal.

Lebih jelasnya, dampak negatif dari mahar yang berlebihan bisa menimbulkan dampak sosial yang berbahaya. Sebab kebutuhan biologis antara perempuan dan laki-laki tidak dapat terpenuhi. Padahal merekasudah merasa siap secara moril untuk melakukannya.

Ketertindasan kaum perempuan dari dominasi laki-laki sudah berlangsung sekian lama. Namun hadirnya islam yang disebarkan Muhammad saw. telah membuka ruang yang maksimal bagi perempuan untuk duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan kaum laki-laki. Bahkan dalam pernikahan, persoalan mahar (mas kawin) turut diatur sebagai wujud penghormatan Islam terhadap posisi perempuan.

Wassalamualaikum wr.wb

sumber : http://www.batararayamedia.com/hikmah-mahar-dalam-islam_art-269.html

Gembira Menyambut Ramadhan

Lovely-Ramadan-WallpaperMarhaban ya ramadhan, bulan ramadhan telah benar-benar datang menjelang. Kaum muslimin kembali bergembira dengan datangnya bulan yang mulia ini. Setelah sebelas bulan kita mengarungi kehidupan yang penuh warna-warni, maka inilah momentum yang tepat bagi kita semua untuk membersihkan diri dari segala dosa yang melekat tanpa kita sadari.

Kita bergembira dengan hadirnya ramadhan, karena bulan ini membawa banyak keutamaan bagi kita semua. Jika kita merenungi satu persatu lebih mendalam, maka tentulah kegembiraan itu kian bertambah lengkap dan sempurna. Marilah kita melihat beberapa keutamaan ramadhan yang menjadikan alasan kita bersuka cita menyambutnya :

Pertama, karena ramadhan bulan penggugur dosa kita. Rasulullah bersabda dengan lisan yang mulia “sholat lima waktu, sholat jum’at sampai ke sholat jum’at berikutnya, puasa ramadhan ke puasa ramadhan berikutnya adalah sebagai penghapus (dosa) apabila perbuatan dosa besar di tinggalkan” (H.R Muslim)

Kedua, karena ramadhan merupakan bulan musim kebaikan, dimana kita semua menjalankan ibadah dengan penuh semangat, berbondong-bondong dan terasa lebih ringan. Inilah yang dijelaskan dalam hadits rasulullah SAW, tentang ramadhan sebagai musim kebaikan  yang menakjubkan. “(bulan dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, setan-setan dibelenggu. Dan berserulah malaikat : wahai para pencari kebaikan, sambutlah. Wahai percari kejahatan, berhentilah”. (demikian) sampai berakhirnya ramadhan (H.R Ahmad)

Ketiga, karena ramadhan adalah bulan dimana ukhuwah kita meningkat. Bayangkan saja, bagaimana hari-hari dipenuhi dengan banyak pertemuan antar jamaah mmesjid, dari mulai sholat tarawih berjamaah, tadarusan selepas tarawih, hingga sholat shubuh berjamaah. Kaum muslimin berkumpul setiap harinya dan merasakan keindahan ukhuwah yang luar biasa. Bahkan banyak kesempatan untuk kita berkumpul dengan keluarga khususnya saat buka puasa dan sahur menjelang.

Yang terakhir, tentu saja kita bergembira dalam bulan ramadhan ini karena allah SWT banyak menjanjikan pahala kemuliaan bagi kita semua melalui amal-amal yang ada di dalamnya.

Akhirnya, marilah kegembiraan ini kita jadikan sebagai pemicu awal untuk lebih bersemangat dalam mengarungi samudera keberkahan ramadhan dengan ragam ibadahnya yang mulia.

Nisfu Sya’ban

nisfu-syaban1     Kita telah berada pada bulan sya’ban, dan di dalamnya da suatu malam yang di sebut dengan Nisfu syaban. tahukah artinya nisfu ?

nisfu artinya pertengahan, maka malam Nisfu Sya’ban artinya malam pertengahan bulan Sya’ban. Kalau dirujuk kepada kalender Hijriyah, maka malam itu jatuh pada tanggal 14 Sya’ban karena pergantian tanggal sesuai penanggalan Hilaliyah atau yang meggunakan patokan rembulan adalah saat matahari terbenam atau  malam tiba.

Seputar malam Nisfu (pertengahan) Sya’ban ada beberapa permasalahan yang patut diketahui:

Pertama adalah tentang keutamaan malam ini, terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama sahih. Diantaranya hadis-hadist tersebut adalah sbb:

1. Dari Muaz bin Jabal ra, Rasulullah saw bersabda:”Ketika datang malam nisfu Sya’ban, Allah memperhatikan semua hambaNya, lalu Allah memberikan ampunan kepada orang-orang beriman kecuali mereka menyekutukan Allah dan  bermusuhan”. Hadist riwayaThabrani dan Ibnu Hibban dalam kitan sahihnya. Beberapa riwayat Hadist ini banyak disahihkan para ulama.

وعن معاذ بن جبل رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال  يطلع الله إلى جميع خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن.  رواه الطبراني وابن حبان في صحيحه

2. Dari A’isyah ra: “Suatu malam Rasulullah saw salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.

3. Hadist Ali ra, Rasulullah saw bersabda: “Malam nisfu Sya’ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: “Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing.” (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).

Sebagian Ulama berpendapat bahwa hadis lemah dapat digunakan untuk Fadlail A’mal (keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis tersebut tidak sahih, namun melihat dari hadis-hadis lain yang menunjukkan kautamaan bulan Sya’ban, dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya’ban jelas mempunyai keuatamaan dibandingkan dengan malam-malam lainnya.

Ulama Tabiin Atha’ bin Yassar berkata: Tidak ada malam yang lebih utama setelah malam Lailatul Qadar kecuali malam Nisfu Sya’ban. Pada malam itu Allah swt turun ke langit dunia lalu menebarkan ampunan kecuali kepada orang menyekutukan Allah dan bermusuhan”.

Imam Syafii diriwayatkan berkata:”Sampai kepadaku bahwa do’a dikabulkan pada lima malam, yaitu malam Jum’at, malam dua hari raya, awal Rajab dan malam nusfu Sya’ban”.

Ibnu Taymiyah diriwayatkan berkata: “Malam nisfu Sya’ban di dalamnya terdsapat keutamaan, orang-orang salaf ada yang menghidupkannya dengan ibadah, tetapi kumpul-kumpul untuk menghidupkannya merupakan bid’ah”.

Kedua: bagaimana merayakan malam Nisfu Sya’ban? Adalah dengan memperbanyak ibadah dan salat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Puasa pada tiga hari di pertengahan bulan selalu disunnahkan. Begitu juga pada malam ini hendaknya menjauhkan diri dari maksiat dan tindakan-tindakan yang tidak ada manfaatnya, seperti hura-hura dan pesta.

Meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan salat malam berjamaah, Rasulullah saw tidak pernah melakukannya. Apa yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam Nisfu Sya’ban atau disebut juga sholat Raghaib sebanyak 100 rakaat, ini tidak ada landasannya dan termasuk bid’ah. Imam Nawawi dalam kitab Majmuk mencela amalam ini.

Demikian juga tidak ada do’a khusus untuk malam nisfu Sya’ban, namun cukup dengan do’a-do’a umum terutama do’a yang pernah dilakukan Rasulullah. Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, salat, zikir membaca al-Qur’an, berdo’a dan amal-amal salih lainnya. Sebagian umat Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka’bah.

Ketiga: Hadist tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban meskipun sebagian dihukumi sahih oleh para ulama, namun masih banyak yang menjadi pertentangan (khilafiyah)  para ulama, terutama masalah sahih dan dlaifnya. Ini yang terkadang menyebabkan diantara kita saling mencela. Perbuatan itu tentu tidak ada manfaatnya sama sekali dan sangat merugikan umat Islam sendiri. Maka sebaiknya mari saling menghargai dan menghormati. Mereka yang meyakini kesahihan hadist Nisfu Sya’ban silahkan mengamalkan dengan menghidupkan malam tersebut dengan berbagai ibadah yang diajarkan Rasulullah saw.

Wallahu a’lam bissowab

Ayat Pengusir Setan

setanAyat Kursi (bahasa Arab:آية الكرسى ʾāyatul kursī) atau Ayat Singgasana adalah ayat ke-255 dari Surah Al-Baqarah. Ayat ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ubay bin Ka’ab[1] sebagai ayat paling agung dalam Al Qur’an.[2] Isinya tentang keesaan Tuhan serta kekuasaan Tuhan yang mutlak atas segala sesuatu dan bahwa Ia tidak kesulitan sedikitpun dalam memeliharanya.

Mengapa demikian, karena banyak faedah yang terdapat didalmnya. di antara faedah-faedah membaca ayat kursi, yakni :

  1. Al-Nu’man ibn Basyir ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah telah menentukan/menuliskan kitab (taqdir) 2000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi, diturunkan dari kitabnya itu/taqdirnya dua ayat yang dijadikan penutup surat al-Baqoroh, dan tidaklah keduanya (2 ayat) itu dibaca di sebuah rumah selama tiga malam, kecuali setan tidak akan mendekatinya (HR tarmidzi)
  2. Abu Hurairah ra berkata: Saya (Abu Hurairah) telah ditugaskan oleh Rasulullah saw untuk menjaga hasil zakat yang diambil pada bulan Ramadhan (makanan dll), tiba-tiba datang seseorang yang mengambil makanan. Saya pun merampasnya lagi dan berkata: Akan saya adukan kamu kepada Rasulullah saw. Kemudian sayapun menceritakannya, termasuk pesan orang tersebut yang berkata : Jika kamu ingin tidur bacalah ayat al-Kursi niscaya kamu akan selalu dalam lindungan Allah dan setan tidak bisa mendekatimu sampai pagi. Nabi saw berkata : Dia telah jujur kepadamu padahal dia adalah pendusta, dia itu adalah setan. (HR Bukhari)
  3. Barang siapa yang membaca ayat kursi setiap selesai salat fardu, maka tidak ada yang menghalanginya untuk mesuk ke surga kecuali kematian (HR Nasa’i dan ibn Hibban dan at Tarbani)

Ciri orang yang tidak mendapat syafaat Nabi

Syafaat Nabi

  1. Orang-orang kafir (QS. al-maidah :10)

Yang artinya :

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.

2. Golongan orang-orang murtad (QS. al-baqarah :217)

Yang  artinya :

mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah[134]. dan berbuat fitnah[135] lebih besar (dosanya) daripada membunuh. mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

[134] Jika kita ikuti Pendapat Ar Razy, Maka terjemah ayat di atas sebagai berikut: Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar, dan (adalah berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah dan (menghalangi manusia dari) Masjidilharam. tetapi mengusir penduduknya dari Masjidilharam (Mekah) lebih besar lagi (dosanya) di sisi Allah.” Pendapat Ar Razy ini mungkin berdasarkan pertimbangan, bahwa mengusir Nabi dan sahabat-sahabatnya dari Masjidilharam sama dengan menumpas agama Islam.

[135] Fitnah di sini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas Islam dan muslimin.

3. Orang musyrik (QS. at-taubah :17)

Yang artinya :

tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.

4. Golongan orang pemakan riba (QS. al-Baqarah: 275)

Yang artinya :

orang-orang yang Makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

[174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.

[175] Maksudnya: orang yang mengambil Riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.

[176] Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.

5. Golongan penentang Allah dan Rasulnya (QS. an-Nissa:14)

Yang artinya :

dan Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.

6. Golongan orang-orang munafik (QS. at-Taubah:68)

Yang artinya :

Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela’nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.

7. Golongan orang-orang dzalim (QS. al-Baqarah: 158)

Yang artinya :

Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah[102]. Maka Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-‘umrah, Maka tidak ada dosa baginya[103] mengerjakan sa’i antara keduanya. dan Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri[104] kebaikan lagi Maha mengetahui.

[102] Syi’ar-syi’ar Allah: tanda-tanda atau tempat beribadah kepada Allah.

[103] Tuhan mengungkapkan dengan Perkataan tidak ada dosa sebab sebahagian sahabat merasa keberatan mengerjakannya sa’i di situ, karena tempat itu bekas tempat berhala. dan di masa jahiliyahpun tempat itu digunakan sebagai tempat sa’i. untuk menghilangkan rasa keberatan itu Allah menurunkan ayat ini.

[104] Allah mensyukuri hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-Nya, mema’afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya dan sebagainya.

Muda….. (Yuk Sholat)

422549_244756035619172_100002543338389_520590_865985075_n

Fenomena Hari Jum’at

Jama_masjid_dilli6Hari Jumat mempunyai kedudukan tersendiri di dalam Islam, baik dari sisi keutamaan,
sejarahnya dan juga disyariatkan amal-amalan sunnah yang berlipat ganda pahalanya. Diantara hadits dan riwayat yang menyebutkan hal tersebut antara lain :
Pertama : Hari Jumat sebagai Hari Terbaik dan bersejarah
Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: Hari terbaik terbitnya matahari adalah pada hari jum’at, pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu tersebut dia dikeluarkan dari surga” (HR. Muslim)

Kedua : Hari Jumat sebagai Hari Raya bagi kaum Muslimin
Di antara keutamaan hari Jumat adalah Allah subhanahu wata’ala menjadikan hari tersebut sebagai hari raya pekanan bagi kaum muslimin. Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda :Sesungguhnya hari ini adalah hari raya, Allah menjadikannya istimewa bagi kaum muslimin, maka barangsiapa yang akan mendatangi shalat jum’at maka hendaklah dia mandi”. (Ibnu Majah)

Ketiga : Hari yang dipenuhi dengan doa yang mustajabah
Diriwyatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhhiyallahu a’nhu bahwa Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya pada hari jum’at terdapat satu saat tidaklah seorang muslim mendapatkannya dan dia dalam keadaan berdiri shalat dia meminta kepada Allah suatu kebaikan kecuali Allah memberikannya, dan dia menunjukkandengan tangannya bahwa saat tersebut sangat sedikit. ( HR. Muslim no: 852 dan Al-Bukhari no:5294)

Keempat : Hari diampuni dosa-dosa kecil kaum muslimin
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : Sholat lima waktu, dari Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan, adalah penghapus dosa antara satu dan lainnya selama dijauhi dosa-dosa besar. (HR Muslim dan lainnya)

Kaum muslimin yang berbahagia ..
Dalam mengisi kemuliaan dan keberkahan hari Jumat, ada serangkaian amalan yang disyariatkan bagi kita semua. Mari bersama berusaha untuk mewujudkannya …..

Pertama : Mandi, Memakai wangi-wangian dan Pakaian yang Terbaik :
Rasulullah SAW bersabda :”Siapa yang mandi pada hari jum’at dan memakai pakaian terbaikyang dimiliki, memakai harum-haruman jika ada, kemudian pergi jum’at dan di sana tidak melangkahi bahu manusia lalu ia mengerjakan sholat sunnah, kemudia ketika imam datang ia diam sampai selesai sholat jum’at maka perbuatannya itu akan menghapuskan dosanya antara jum’at itu dan jum’at sebelumnya.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim).

Kedua : Memotong Kuku dan Mencukur Kumis
“Adalah Rasulullah SAW memotong kuku dan mencukur kumis pada hari jum’at sebelum beliau pergi sholat jum’at. (HR. Al-Baihaqi dan At-Thabrani).

Ketiga : Membaca Surat Al-Kahfi
Dari Abu saied bahwa Nabi bersabda: “Barangsiapa membaca surat al-kahfi pada hari jum’at, maka cahaya akan menyinarinya diantara dua jum’at”. (H.R al-hakim :2/368. hadits shahih).

Keempat : Memperbanyak Sholawat Atas Nabi
“ Maka perbanyaklah (sholawat) kepadaku pada hari (jum’at) ini, sesungguhnya sholawat
kalian akan ditampakkan kepadaku”. (H.R Abu Daud no.1047 hadits shahih).

Kelima : Bersegera Menuju Masjid
Dari Abu hurairoh berkata: Rosululloh telah bersabda: “Pada hari jum’at disetiap pintu mesjid ada beberapa malaikat yang mencatat satu persatu orang yang hadir sholat jum’at sesuai dengan kualitas kedudukannya, Apabila imam datang/ naik mimbar maka para malaikat itu menutup lembaran catatan tersebut lalu meraka bersiap-siap mendengarkan khutbah, perumpamaan orang yang datang lebih awal seperti orang yang berqurban seekor unta gemuk, orang yang datang berikutnya seperti orang yang berqurban sapi, dan orang datang berikutnya seperti orang yang berqurban kambing, dan orang yang datang berikutnya seperti orang yang bersedeqah ayam, dan orang yang datang berikutnya (kelompok akhir) seperti orang yang bersedekah sebutir telur.” (H.R Bukhori no:929 Muslim no:850)

Keenam : Beritikaf dan memperbanyak Sholat Sunnah sebelum Khotib naik mimbar
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menuturkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Barangsiapa mandi kemudian datang untuk sholat Jumat, lalu ia sholat semampunya dan dia diam mendengarkan khotbah hingga selesai, kemudian sholat bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat berikutnya ditambah tiga hari.” [HR. Muslim]

Semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan keberkahan bagi kita dalam mengisi hari Jumat yang mulia. Wallahu a’lam bisshowab.

Ajal Menjemput, Siapkah Anda……..

Malam dingin udara terasa menusuk. Air mata menetes, mengalir begitu saja. Mengingat kematian bisa hadir kapatengkorakn saja. Bahkan bila Allah menakdirkan detik ini kita meninggal dunia, maka detik inipun kita meninggal dan kita tidak dapat menolaknya. Kita tidak bisa berbuat apapun, sekalipun kita berlari keujung dunia, kematian tetap menjemput kita. Rumah tiba-tiba penuh dengan tangisan. Anak-anak kita menangis. Pasangan hidup kita Menangis.

Orang tua kita menangis. Teman kantor, kerabat, tetangga, mereka semua menangis. Kita hanya bisa membisu, jasad kita dimandikan, dikafani, kemudian disholatkan. Selesai sholat, tubuh kita dimasukkan keranda. Diangkat dan digotong keliang lahat. Diringi isak tangis orang-orang yang kita kasihi.

Tubuh kita diturunkan diliang lahat seukuran tubuh kita. Dimiringkan ke arah kiblat. Ditutup dengan papan. Tinggallah diri kita dalam kegelapan, sendirian dan kesepian. Tiada seorangpun yang mau menemani diri kita. Bahkan orang pale mencintai kita sekalipun pergi meninggalkan kita. Hanyalah amal kebaikan kita selama hidup didunia yang menemani kita. Amal kebaikan itulah yang menjadi bekal kita.

“Apabila nafas seseorang telah mendesak sampai dikerongkongan dan dikatakan kepadaNya. ‘Siapakah yang dapat menyembuhkanmu?’ dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia telah tiba dan tautan betis kiri dan betis kanan. kepada Tuhanmu-lah pada hari itu kamu dihalau.”(QS. al-Qiyamaah : 26-30).